Minggu, 28 Desember 2014
BERKACA DARI NOVEL MATA KEDUA DAN HATI KEDUA OLEH: ADE SAPUTRA
beberapa bulan yang lalu, saya sudah sempat membaca dua novel karangan Ramaditia adikara yaitu novel mata kedua dan hati kedua. Saya sangat bersedih campur gemberi pada saat membaca novel tersebut. Pada novel mata kedua, mengisahkan seorang tunanetra yang menempuh pendidikan di salah satu SMA negeri. Meskipun ia adalah seorang tunanetra, ia mempunyai semangat yang selalu dia tanamkan dalam hatinya bahwa tunanetra juga bisa menempuh pendidikan bersama dengan orang-orang normal. Dan dia juga mempunyai sahabat yang bernama rara. dengan kegigihan yang ia punyai, Rarapun dengan senang hati mau menjadi mata kedua bagi rama. Setiap hari Rara membantu rama merekam pelajaran-pelajaran karena barang langkah bagi rama adalah satu buah tape rekorder. Tapi apalah daya manusia hanyua merencanakan, tuhan jualah yang menentukan. Rara harus berpulang menghadap Allah yang maha kuasa. Rama sangat sedih melepas kepergian sahabatnya itu. Dalam novel tersebut juga, dikisahkan bagaimana rama diperhadapkan dengan cemoohan dari teman-temannya dan gurunya. Tetapi dengan semangat, Rama mampu membuktikan bahwa dirinya bisa melaluli tantangan dan rintangan tersebut. Sedangkan dalam novel hati kedua, mengisikahkan seorang perempuan bernama Rara. Meskipun ia mengidap penyakit tumor otak, Ia masih bisa mengerjakan semua pekerjaannya. Memang, rara mempunyai pekerjaan memperbaik barang-barang elektronik yang rusak, namun karena tumor otak, orangtuanya melarangnya untuk melakukan pekerjaan tersebut dan ia memilih untuk beristirahat. Ketika ia masuk SMA, ia bertemu dengan salah seorang tunanetra yang identitasnya sudah saya sebutkan di atas. Iapun dengan sukarela membantunya dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya dan ia dengan senang hati merekam buku-buku mata pelajaran untuk rama. Yang jelas kedua novel tersebut telah memberikan inspirasi bagi saya secara pribadi, bahwa untuk tunanetra yang bersekolah di sekolah umum, tunanetra harus membutuhkan bala bantuan dari teman-temannya yang awas (non tunanetra) untuk membacakan bukunya, dan bagi teman-teman yang memiliki mata yang sempurna, bantulah para tunanetra yang bersekolah di sekolah umum untuk memperoleh mata pelajaran. Bantuan yang harus dilakukan adalah membacakan tulisan yang ada di papan tulis, mendampingi bila ada ujian smester, dan membantunya dalam hal lain. Dan bagi para guru, perlakukanlah tunanetra secara baik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar